MAKALAH
PENGEMBANGAN BAKAT PADA ANAK
Makalah
ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Bahasa Indonesia
Oleh
Dosen Pembimbing: Dr. Sunarti,
M.Pd.
Disusun
oleh:
Nama : Fitriah
Arniasih
NPM : 11144600095
Prodi : PGSD
A3/2011
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
PGRI YOGYAKARTA
2011
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat
Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengembangan Bakat pada
Anak” dalam rangka memenuhi tugas Bahasa Indonesia 1 tepat pada waktunya.
Makalah
ini membahas tentang bagaimana cara mengenali bakat anak, mengembangkan bakat
anak dan menyalurkannya. Karena masih banyak fakta yang membuktikan bahwa orang
tua kurang memperhatikan bakat si anak sehingga bakat tersebut tidak
tersalurkan dengan baik.
Dalam
menyelesaikan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan dan
nasihat dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dosen mata kuliah Bahasa Indonesia 1, Dr. Sunarti
M.Pd, yang telah memberi ilmu dan pengetahuan dalam pembuatan makalah ini.
2.
Bapak dan Ibu
yang telah memberikan doa sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
3. Sahabat-sahabat yang membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Semoga
Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sebagai balasan atas amal
baik dari semua pihak yang telah disebutkan di atas. Penulis mengharapkan saran
dan kritik yang membangun guna kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.
Yogyakarta,
27 Desember 2011
Fitriah Arniasih
DAFTAR
ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 2
C. Tujuan.................................................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 3
A. Mengenali Bakat Anak.......................................................................... 3
B. Mengembangkan Bakat Anak..............................................................
6
C. Menyalurkan Bakat Anak.................................................................... 16
BAB III PENUTUP.............................................................................................. 18
A. Kesimpulan ......................................................................................... 18
B. Saran.................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Di dalam undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Dasar, Fungsi dan Tujuan
Sistem Pendidikan Nasional, Bab II pasal 3 tertulis Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Kemudian pada bab
V pasal 12 ayat 1 point b tertulis setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan
berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya.
Sekarang
ini pengembangan bakat anak kurang mendapatkan perhatian
dan tempat yang
berarti di dunia pendidikan kita. Padahal
dalam rancangan kurikulum yang baru nanti, bakat merupakan salah satu faktor
penting penentu keberhasilan seorang peserta
didik. Karena itulah maka bakat seorang anak didik mestinya menjadi perhatian
serius dari para pelaksana pendidikan untuk mengantarkan mereka ke gerbang
keberhasilan.
Banyak remaja maupun dewasa yang tidah
tahu akan bakat, maupun minatnya. Bila mereka tahu akan bakat dan minatnya
sejak dini mereka mampu menjadikan bakat tersebut sebagai kekuatan, maka Insya
Allah dewasa nanti mereka bisa menjadi orang yang sukses. Adapun guru sebagai
fasilitator pembelajaran yang bertanggung jawab terhadap perkembangan siswa
sebaiknya dapat mengenali bakat apa yang dimiliki oleh siswanya. Selanjutnya
guru berusaha mengembangkan bakat yang dimiliki oleh anak agar kebanyakan
dilema yang terjadi di masyarakat tidak terjadi lagi. Oleh karena itu penulis
merasa tertarik mengkaji bagaimana cara mengenali, mengembangkan dan
menyalurkan bakat anak usia dini mengingat usia dini merupakan usia yang sangat
penting.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
cara mengenali bakat anak?
2. Bagaimana
cara mengembangkan bakat anak?
3. Bagaimana
cara menyalurkan bakat anak?
C.
Tujuan
Penulisan
1. Mengidentifikasi
bakat pada anak.
2. Menjelaskan
cara mengembangkan bakat anak.
3. Mengarahkan
bakat anak agar tersalurkan.
D.
Manfaat
Penulisan
Dengan diselesaikannya
makalah ini diharapkan dapat memeberikan manfaat berupa pengetahuan tentang
pentingnya pengembangan bakat pada anak.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Mengenali
Bakat Anak
1.
Pengertian
bakat
Bakat adalah kemampuan terhadap sesuatu
yang menunjukkan kemampuan di atas rata-rata yang telah ada pada diri kita secara
alamiah dan perlu dilatih untuk mencapai hasil yang maksimal. Bakat bukanlah sifat tunggal, melainkan merupakan
sekelompok sifat yang secara bertingkat
membentuk bakat. Bakat baru muncul bila ada kesempatan untuk berkembang atau
dikembangkan. Sehingga mungkin saja seseorang tidak mengetahui dan
mengembangkan bakatnya sehingga akan menjadi kemampuan yang latent.
Beberapa pakar psikologi memberikan
pengertian tentang anak berbakat:
a.
Tannenbaum, berpendapat
bahwa keberbakatan dari empat klasifikasi yaitu kelangkaan, keunggulan (mengacu
pada sensibilitas serta sensitivitas yang lebih tinggi), kuota (keterbatasan
jumlah individu yang memiliki keterampilan) dan anomaly.
b.
Renzulli berpendapat
bahwa seseorang bias dikatakan berbakat jika ia menunjukkan kemampuan di atas
rata-rata, melakukan hal-hal yang kreatif dan memiliki tekad dalam melaksanakn
tugasnya.
Adapun menurut Leider dan Shapiro, bakat
merupakan kecenderungan khusus yang ada sejak lahir. Mengekspresikan bakat
adalah sesuatu yang kita lakukan secara alami, dengan mudah, dan tanpa pamrih.
Sedangkan bakat dalam pengertian bahasa atau dalam pengertian yang umum kita
pahami adalah kelebihan/keunggulan alamiah yang melekat pada diri kita dan
menjadi pembeda antara kita dengan orang lain.
Berdasarkan pengertian-pengertian
tersebut dapat dikatakan bahwa bakat adalah kemampuan terhadap sesuatu yang
menunjukkan kemampuan di
atas rata-rata yang telah ada pada
diri kita secara alamiah dan perlu dilatih
untuk mencapai hasil yang maksimal.
2.
Cara
mengenali bakat pada anak
Untuk dapat mengenali bakat anak tidaklah mudah, sebagai orang tua
haruslah paham akan perubahan-perubahan yang terjadi pada anak. Sekecil apapun
perubahan yang timbul dari anak bisa saja merupakan tanda-tanda dari bakat
anak.
Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengenali bakat anak adalah
sebagai berikut:
a.
Observasi perilaku
sehari-hari
Orang
tua dapat melihat kecenderungan perilaku anak untuk melihat bakat anaknya. Dengan
begitu, orang tua dapat membimbing anak-anaknya pada bidang pendidikan maupun
ekstra kurikuler yang diminati. Namun orang tua jangan memaksakan kehendak
kepada sang anak. Karena anak akan merasa tidak senang dan tidak nyaman dalam
melakukannya, sehingga hasil yang didapatkan
tidak optimal.
b.
Tes bakat
Tes
bakat bertujuan
membantu memberikan gambaran mengenai kemampuan anak di berbagai minatnya di bidang-bidang
tertentu, untuk kemudian merencanakan dan membuat keputusan mengenai pilihan
pendidikan. Melalui
tes bakat akan diperoleh gambaran mengenai berbagai bidang kemampuan anak.
Hasil tes bakat tidak mutlak dapat menentukan pendidikan yang akan dijalani
anak. Guru, orang tua, atau pembimbing perlu mengenal bakat anak-anaknya
sehingga dapat memberikan pendidikan dan menyediakan pengalaman sesuai dengan
kebutuhan masing-masing anak.
Dari hasil penelitian para ilmuwan di bidang
dermatoglyphics, diketahui bahwa setiap individu di dunia memiliki sidik jari
yang berbeda-beda.
Karakter sidik jari manusia
juga ternyata berhubungan erat dengan bagian fungsi otak.
1)
Melihat tingkah laku
anak. Kegiatan apa yang sering dilakukannya? Anak lebih berminat pada hal-hal
apa?
2)
Mengikuti perkembangan
anak dengan cermat.
3)
Memberikan berbagai
macam stimulus atau rangsangan kepada anak, misalnya dengan memberikan les atau
permainan yang variatif.
4)
Melakukan tes psikologi
(tes bakat) untuk
melihat kelebihan dan kelemahan anak. Tes ini bisa dilakukan saat anak berusia
7 tahun atau saat masuk sekolah. Pada usia tersebut sudah terlihat bakat serta
minat anak.
(Sumber:
http://kesehatan.kompas.com/read/2010/03/10/08065762/Cara.Mengenali.dan.Mengasah.Bakat.Anak.)
c.
Tes sidik jari
Salah
satu cara untuk mengenali potensi dan bakat anak adalah melalui analisis sidik
jari (finger print analysis). Dengan
menganalisis pola sidik jari yang berhubungan dengan sistem hormon pertumbuhan
pada sel otak, kini kita dapat mendeteksi potensi kecerdasan alamiah anak
sehingga para orang tua dapat menentukan metode simulasi yang tepat dalam
memaksimalkan perkembangan kecerdasan anak. Analisa sidik jari juga bisa
digunakan untuk mengetahui minat, bakat, kecerdasa, bahkan gaya belajar,
potensi bakat sampai analisa karakter anak.
Sedikit
pengetahuan tentang tes sidik jari. Dari hasil penelitian para ilmuwan di
bidang dermatoglyphics, diketahui bahwa setiap individu di dunia
memiliki sidik jari yang berbeda-beda.
Karakter
sidik jari manusia juga ternyata berhubungan erat dengan bagian fungsi otak.
1)
Ibu jari: memiliki
jalinan ke otak depan dan motif garis ibu jari itu bisa menunjukkan karakter
seseorang.
2)
Telunjuk: memiliki
hubungan dengan otak depan yang posisinya lebih atas. Motif garis telunjuk
tersebut dapat menunjukkan pemikiran logis dan kreativitas seseorang.
3)
Jari tengah: memiliki
keterkaitan dengan otak bagian atas. Motif jari tengah itu dapat menunjukkan
kontrol pergerakan minor dan mayor seseorang.
4)
Jari manis: memiliki
jalinan dengan otak yang berada di belakang telinga. Motif jari manis itu
kerap dikaitkan dengan kontrol pendengaran.
5)
Jari kelingking: memiliki
hubungan dengan otak belakang. Motif jari kelingking itu dapat menunjukkan
tingkat konsentrasi maupun penglihatan sesorang.
Jari-jari tangan sebelah kanan seseorang
mewakili fungsi otak sebelah kiri. Otak kiri berfungsi untuk melihat perbedaan
angka, urutan, tulisan, hitungan, dan logika.
Sedangkan jari-jari tangan sebelah kiri
sesorang mewakili fungsi otak sebelah kanan. Otak kanan berfungsi untuk melihat
persamaan, khayalan, kreativitas, bentuk ruang, emosi, musik, dan warna.
(Sumber: http://intuisiblog.com/2010/07/cara-mengetahui-potensi-diri-dan-bakat-terpendam-pada-balita/)
B.
Mengenbangkan
Bakat Anak
1.
Macam-macam
bakat
Ada banyak sekali pendapat mengenai
macam-macam bakat. Berdasarkan sumber yang penulis temukan di internet yaitu
ada 34 bakat.
Bakat-bakat tersebut adalah:
Achiever
Memiliki
stamina tinggi dan juga seorang pekerja keras. Mendapat kepuasan dari kesibukan
dan produktivitas.
Activator
Mampu
merealisasikan ide-ide atau gagasan menjadi suatu tindakan nyata. Cenderung
tidak sabar.
Adaptibility
Cenderung
bisa mengikuti arus, mampu menjadi orang masa kini maupun menyiapkan untuk masa
mendatang.
Analytical
Cenderung
mencari penjelasan dan sebab sesuatu terjadi. Punya kemampuan mencari tahu
faktor-faktor yang mempengaruhi situasi.
Arranger
Terorganisasi,
tetapi juga fleksibel. Senang berusaha memanfaatkan sumber-sumber yang ada agar
menghasilkan produktivitas maksimal.
Belief
Memiliki
nilai-nilai atau prinsip yang cenderung menetap, dalam mencapai tujuan
hidupnya.
Command
Mampu
mengontrol situasi dan membuat keputusan.
Communication
Mampu
menyampaikan gagasan melalui kalimat yang mudah dipahami seorang lawan bicara
dan presenter yang baik.
Competition
Selalu
mengukur kemajuan dirinya dengan performa orang lain, berusaha menjadi nomor
satu.
Connectedness
Memiliki
keyakinan dalam hubungannya dengan segala hal, meyakini bahwa kebetulan hanya
sebagian kecil, setiap kejadian ada penyebabnya.
Consistency
Berusaha
adil, dengan cara membuat aturan yang jelas.
Context
Senang
memahami kejadian masa kini melalui sejarah.
Deliberative
Sangat
berhati-hati dalam mengambil keputusan atau menentukan pilihan mengantisipasi kesalahan.
Developer
Mengenali
potensi orang lain, memperhatikan perkembangan walaupun kecil, dan memperoleh
kepuasan darinya.
Discipline
Menikmati
bekerja dalam struktur dan rutinitas, bekerja dalam arahan/aturan.
Empathy
Mampu
merasakan perasaan orang lain , membayangkan dirinya berada diposisi orang
lain.
Focus
Bekerja
dengan tujuan, melakukan tindakan selama masih dalam koridor tujuan, membuat
prioritas lalu bertindak.
Futuristic
Terinspirasi
oleh apa yang akan terjadi di masa mendatang, dan apa yang bisa dilakukan.
Menginspirasi orang lain dengan visinya itu.
Harmony
Mencari
konsensus, tidak menyukai konflik, mencari jalan tengah.
Ideation
Memiliki
banyak ide, mampu menghubungkan
fenomena
yang berbeda.
Includer
Mudah
menerima orang lain, menunjukkan kepedulian terhadap orang yang merasa
diasingkan dan berusaha mengguyubkan.
Individualization
Tertarik
dengan keunikan masing-masing orang,
mampu melihat bagaimana orang yang berbeda-beda dapat bekerjasama secara
produktif.
Input
Senang
mengumpulkan dan mencari berbabai informasi.
Intellection
Memiliki
daya intelektualitas yang tinggi, meminati diskusi-diskusi intelektual.
Learner
Memiliki
keinginan besar untuk belajar dan terus melakukan perbaikan.
Maximizer
Cenderung
fokus pada kekuatan untuk mendorong orang ataupun kelompok lebih maksimal,
berusaha merubah sesuatu yang kua
tmenjadi
super.
Positivity
Antusias, mampu membuat orang
lain tertarik dengan apa yang dilakukannya.
Relator
Menikmati
hubungan dekat dengan orang lain, mendapat kepuasan mendalam dengan bekerja
keras bersama teman dalam mencapai tujuan.
Responsibility
Merasa
apa yang dikatakan adalah apa yang akan dikatakannya, komitmen pada nilai-nilai
seperti kejujuran dan kesetiaan.
Restorative
Cakap
dalam mencari tahu penyebab masalah dan berusaha menyelesaikannya.
Self-assurance
Percaya
diri pada kemampuannya dalam mengatur hidupnya sendiri, yakin bahwa dirinya
telah membuat keputusan yang tepat.
Significance
Ingin
menjadi orang yang penting di mata orang lain, cenderung mandiri dan ingin
dikenal.
Strategic
Membuat
solusi alternatif atau antisipasi, dapat dengan cepat mengetahui hubungan dan
isu-isu yang relevan.
Woo
Senang
berhadapan dengan orang-orang, dan menjadi pusat perhatian. Memperoleh kepuasan
dari memulai hubungan dengan orang lain.
Ternyata ada banyak sekali macam bakat yang
ada, namun setelah diteliti ternyata seluruh bakat tersebut bila disederhanakan
kembali ada kaitannya dengan 7 kecerdasan. Hal ini di dukung oleh pendapat
Gardner, masing-masing dari kita memiliki sebuah kombinasi dari 7 kecerdasan.
Setiap orang mempunyai kekuatan relatif dari tiap kecerdasan di atas
sedemikian rupa sehingga orang tersebut cenderung menentukan pilihan aktifitas
apapun yang dia sukai tanpa keterpaksaan. Kita menyebutnya sebagai bakat.
Di dalam buka Frames of mind yang terbit tahun 1983, seorang psikolog bernama
Howard Gardner menyimpulkan
hasil risetnya yang mengatakan bahwa sedikitnya ada tujuh jenis kecerdasan (Howard Gardner, 1983:78):
a. Kecerdasan
linguistik, berkaitan dengan kemampuan bahasa dan penggunaannya. Orang-orang
yang berbakat dalam bidang ini senang bermain-main dengan bahasa, gemar membaca
dan menulis, tertarik dengan suara, arti dan narasi. Mereka seringkali mengeja
dengan baik dan mudah mengingat tanggal, tempat dan nama.
b. Kecerdasan
musikal, berkaitan dengan musik, melodi, ritme dan nada. Orang-orang ini pintar
membuat musik sendiri dan juga sensitif terhadap musik dan melodi. Sebagian
bisa berkonsentrasi lebih baik jika musik diperdengarkan. Banyak dari mereka
seringkali menyanyi atau bersenandung sendiri atau menciptakan lagu serta
musik.
c. Kecerdasan
logis-matematis, berhubungan dengan pola, rumus-rumus, angka-angka dan logika.
Orang-orang ini cenderung pintar dalam teka-teki, gambar, aritmatika dan
memecahkan masalah matematika. Mereka seringkali menyukai komputer dan
pemrograman.
d. Kecerdasan
spasial, berhubungan dengan bentuk, lokasi dan membayangkan hubungan di
antaranya. Orang-orang ini biasanya menyukai perancangan dan bangunan,
disamping itu pintar membaca peta, diagram dan bagan.
e. Kecerdasan
tubuh-kinestetik, berhubungan dengan pergerakan dan keterampilan olah tubuh.
Orang-orang ini adalah para penari dan aktor, para pengrajin dan atlet. Mereka
memiliki bakat mekanik tubuh dan pintar meniru mimik serta sulit untuk duduk
diam.
f. Kecerdasan
interpersonal, berhubungan dengan kemampuan untuk bisa mengerti dan menghadapi
perasaan orang lain. Orang-orang ini seringkali ahli berkomunikasi dan pintar
mengorganisasi, serta sangat sosial. Mereka biasanya baik dalam memahami
perasaan dan motif orang lain.
g. Kecerdasan
intrapersonal, berhubungan dengan mengerti diri sendiri. Orang-orang ini
seringkali mandiri dan senang menekuni aktifitas sendirian. Mereka cenderung
percaya diri dan punya pendapat, dan memilih pekerjaan di mana mereka bisa
memiliki kendali terhadap cara mereka menghabiskan waktu.
2.
Ciri-ciri
bakat
Banyak yang mengeluh mengalami kesulitan
ketika menentukan bakat mana yang harus dikembangkan atau bakat apa yang
sesungguhnya dimilki oleh anak. Untuk mengembangkan bakat anak kita harus tahu
terlebih dahulu ciri-ciri bakat yang dimiliki anak tersebut. Dengan mengetahui
ciri-ciri bakat anak sebagai calon guru, kita akan lebih mudah untuk menilai
bakat mana yang patut dikembangkan
oleh anak.
Hal
ini berfungsi untuk menghindari agar tidak terjadi salah paham terhadap bakat
anak. Adapun ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
a.
Tidak merasa terpaksa
untuk melakukan suatu hal bahkan lebih cenderung untuk senang melakukannya dan
ada perasaan bahagia yang terpancar ketika melakukan, melihat atau bahkan hanya
dengan mendengarnya saja.
b.
Anak mampu
berkonsentrasi terhadap hal tersebut, dan cenderung tekun.
c.
Mempunyai rasa ingin
tahu yang besar terhadap hal tersebut.
d.
Anak sudah mahir
terhadap hal tersebut meski belum mendapatkan pelajaran khusus dari sekolah
maupun dari
rumah.
e.
Setelah diberi
pelajaran khusus, anak tersebut dapat dengan mudah menguasainya atau mudah
menangkap apa yang diajarkan padanya tentang hal tersebut.
3.
Cara
mengembangkan bakat
Banyak orang tua yang kurang
memperhatikan bakat yang ada pada anak, padahal bakat merupakan modal yang
sangat penting untuk anak ketika beranjak dewasa nanti.
Ahli
psikologi Abraham Maslow menemukan bahwa yang terlahir dalam diri anak pada
suatu saat akan timbul sebagai suatu kebutuhan, dan perlu mendapatkan perhatian
serius. Karena itulah, bakat perlu perhatian serius dan jangan dianggap remeh.
Bila bakat seorang
anak diperhatikan dengan serius, akan sangat baik demi kemajuan masa depannya.
Apalagi bila anak sudah dibimbing pengembangan bakat sejak kecil. Sebagai calon
guru yang bertanggungjawab untuk perkembangan bakat anak didiknya harus bisa
mengetahui hal apa saja yang perlu diperhatikan untuk mengembangkan bakat anak.
Berikut
ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan bakat anak:
a.
Perhatian
Setiap
individu adalah unik
karena itu setiap bakat perlu memperoleh perhatian khusus. Sistem pendidikan
yang menggunakan pola penyeragaman kurang baik untuk digunakan. Cermatilah
barbagai kelebihan, keterampilan dan kemampuan yang tampak menonjol pada
masing-masing anak.
b.
Motivasi
Bantu
anak dalam meyakini dan fokus pada kelebihan dirinya agar anak lebih percaya
diri. Tanamkan rasa optimis kepada mereka bahwa mereka bisa mencapainya.
c.
Dukungan
Dukungan
sangat penting bagi anak, selalu memberi dukungan terhadap mereka dan yakinkan
mereka untuk tekun, ulet dan latihan terus menerus. Selain itu dukunglah anak
untuk mengatasi berbagai kesulitan dan hambatan dalam mengembangkan bakatnya.
d.
Pengetahuan
Perkaya
anak dengan berbagai wawasan, pengetahuan serta pengalaman di bidang tersebut.
e.
Latihan
Latihan
terus menerus sangat baik untuk perkembangan bakat anak agar bakat yang
dimiliki semakin matang. Apalagi anak diikutsertakan dengan ekstra kurikuler
atau memberi kegiatan yang lebih sesuai dengan bakatnya agar anak terus melatih
bakatnya tersebut.
f.
Penghargaan
Berikan
penghargaan dan pujian untuk setiap usaha yang dilakukan anak.
g.
Sarana
Sediakan
fasilitas atau saran yang menunjang dengan bakat anak.
h.
Lingkungan
Lingkungan
juga ikut mempengaruhi perkembangan bakat anak. Karena itu usahakan anak selalu
dekat dengan lingkungan yang mendukung bakat anak.
i.
Kerjasama
Kerjasama
antara orang tua, guru maupun anak sangat diperlukan mengingat waktu anak di
sekolah hanya sedikit dan waktu luang anak di rumah lebih banyak.
j.
Teladan yang baik
Mengingat
sikap anak yang selalu meniru, maka teladan yang baik sangat diperlukan.
Misalnya kenalkan anak pada sosok Taufik Hidayat bila anak berbakat dalam
bidang bulu tangkis, Utut Adianto bila anak berbakat dalam bidang catur, dsb.
4. Peran orang tua dalam
mengembangan bakat anak
Di
bawah ini cara orang tua untuk dapat membantu anak mengembangkan bakat anak
antara lain:
a.
Berikan anak
kesempatan.
Setiap anak sesungguhnya memiliki bakat yang
dibawa secara genetik ataupun minat yang ditimbulkan oleh faktor lingkungan.
Sebagai orang tua ataupun pendidik hendaknya memberikan kesempatan kepada anak
dan memberikan kepercayaan kepada anak bahwa ia mapu untuk melakukannya.
b.
Kreatifitas
Kreatifitas
tidak serta merta bisa datang begitu saja. Untuk mengembangkannya dibutuhkan
dukungan orang tua atau pendidik guna memfasilitasi karyanya tersebut.
c.
Arahan/petunjuk
Mengembangkan
bakat yang baik dan positif tentunya dibutuhkan arahan dan petunjuk yang benar
dari orang tua. Sehingga pengembangan bakatnya bisa lebih matang.
d.
Trust/kepercayaan
Berikan
kepada anak kita kepercayaan bahwa ia pasti mampu melakukannya. Memberi
kepercayaan sangatlah penting guna mengoptimalkan bakat dan kemampuanya.
e.
Rewad/penghargaan
Orang
tua jangan pernah lupa untuk memberikan reward kepada si buah hati jika ia
melakukan bakatnya dengan baik. Reward tidak hanya berupa hadiah yang berupa
benda, kalimat
pujian pun dapat memberikan nilai positif bagi anak.
f.
Relationship/hubungan
Hubungan
yang dekat antara orang tua dengan anak dapat berpengaruh positif bagi anak
dalam mengembangkan bakatnya.
Menurut
Shapiro (Arya, 2008:34)
peran orang tua dalam memotivasi bakat dan minat anak antara lain dapat
dilakukan dengan cara:
a. Mengajarkan
anak untuk mengharapkan keberhasilan.
b. Sesuaikan
pendidikan anak dengan minat dan gaya belajarnya.
c. Anak
harus belajar bahwa diperlukan keuletan untuk mencapai keberhasilan.
d. Anak
harus belajar bertanggung jawab dan belajar menghadapi kegagalan.
Dari berbagai penelitian diperoleh hasil bahwa sikap
orang tua yang memupuk potensi anak adalah:
a. Menghargai pendapat anak dan mendorongnya untuk
mengungkapkannya.
b. Memberi kesempatan anak untuk mengambil keputusan
sendiri.
c. Mendorong anak untuk banyak bertanya.
d. Meyakinkan anak bahwa orang tua menghargai apa yang
ingin dicoba anak.
e. Dilakukan dan dihasilkan.
f. Menunjang dan mendorong kegiatan anak.
g. Menikmati keberdayaannya bersama anak.
h. Memberi pujian yang sungguh-sungguh kepada anak.
i.
Mendorong
kemandirian anak dalam bekerja.
j.
Menjalin
hubungan kerjasama yang baik dengan anak.
Sikap orang tua yang tidak menunjang pengembangan potensi anak,
adalah:
a. Mengatakan kepada anak bahwa ia dihukum jika berbuat
salah.
b. Tidak memperbolehkan anak marah kepada orang tua.
c. Tidak boleh mempertanyakan keputusan orang tua.
d. Tidak memperbolehkan anak bermain dengan anak lain
yang mempunyai mempunyai pandangan dan nilai yang berbeda dari keluarga anak.
e. Anak tidak boleh berisik.
f. Orang tua ketat mengawasi kegiatan anak.
g. Orang tua tidak memberi saran-saran yang spesifik tentang
penyelesaian tugas.
h. Orang tua kritis terhadap anak dan memperoleh gagasan
anak.
i.
Orang tua tidak
sabar dengan anak.
j.
Orang tua dengan
anak adu kekuasaan.
k. Orang tua menekan dan memaksa anak untuk menyelesaikan
tugas.
C.
Menyalurkan
bakat
Ketahuilah bahwa sebenarnya, setiap anak
terlahir di dunia ini memiliki bakat dan potensi yang jika diasah dan
dikembangkan akan menghasilkan prestasi yang luar biasa. Untuk itu, orang tua
hendaknya menyadari hal itu, kemudian menyalurkannya sesuai dengan bakat dan
minat yang dimilikinya.
Dinny H.A.Rully, psikolog yang banyak
mengupas masalah anak mengatakan bahwa merupakan tugas orang tua untuk
menyalurkan bakat dan potensi yang dimiliki anak ketika mereka mengetahuinya.
Dengan demikian anak dan orang tua tidak akan kehilangan masa emas itu.
Bakat dan potensi yang bisa disalurkan sangat
beragam, misalnya anak yang suka membaca dan menulis sejak kecil, bisa
diarahkan dengan memberinya berbagai bacaan menarik dan bermanfaat. Begitupun
anak-anak yang punya bakat melukis, menyanyi, mewarnai, menari bisa diarahkan
ke sanggar-sanggar atau les privat.
Beberapa
tantangan yang dihadapi dalam mengarahkan bakat anak:
1. Sulitnya
menemukan/menentukan bakat mana yang harus dikembangkan atau bakat apa yang
sesungguhnya dimilki oleh anak.
2. Setiap
individu adalah unik karena itu setiap bakat perlu memperoleh perhatian khusus.
3. Perubahan
sistem pendidikan. Perubahan yang terlalu sering dapat menghambat proses
belajar dilain pihak perubahan yang terlalu lambat akan terlalu banyak menunda
perkembangan bakat anak.
4. Intervensi
sosial (sekolah). Disiplin kelas dan prinsip egalitarian yaitu
pemerataan terhadap semua siswa dengan harus mengikuti kegiatan yang sama namun
tidak diminati anak.
5. Ketidak
seimbangan evaluasi. Pandangan umum yang memandang keberbakatan berdasarkan
skor IQ. Padahal IQ tidak menggambarkan bakat musik atau bakat olahraga
seseorang. Sekolah sering kali menggolongkan anak yang berprestasi sebagai anak
yang memperoleh nilai pelajaran yang baik.
6. Akibatnya
sekolah kurang memberikan perhatian kepada anak yang memiliki bakat yang tidak
terukur oleh standar IQ.
BAB
III
KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
Kesimpulan
1.
Bakat adalah kemampuan
terhadap sesuatu yang menunjukkan kemampuan di atas rata-rata yang telah ada
pada diri kita secara alamiah dan perlu dilatih untuk mencapai hasil yang
maksimal.
2.
Cara untuk mengenali
bakat anak bisa dilakukan dengan
observasi perilaku sehari-hari, tes bakat dan tes sidik jari.
3.
Adapun bakat yang
dimilki anak meliputi bakat lingistik, bakat musikal, bakat logis-matematis,
bakat spasial, bakat kinestetik, bakat interpersonal, bakat intrapersonal.
4.
Ciri-ciri anak yang
berbakat pada suatu hal adalah senang melakukan hal tersebut, dapat
berkonsentrasi dalam melakukan hal tersebut, rasa ingin tahu yang tinggi dan
memiliki kemampuan yang tinggi pada bidang itu.
5.
Beberapa hal yang perlu
diperhatikan untuk mengembangkan bakat anak yaitu perhatian, motivasi,
dukungan, pengetahuan, latihan, penghargaan, sarana, lingkungan, kerjasama dan
teladan yang baik.
6.
Peran orang tua dalam
mengembangkan bakat anak adalah dengan memberi kesempatan, kreatifitas,
arahkan, kepercayaan, reward dan relationship.
7.
Sedangkan cara untuk
menyalurkan bakat anak adalah dengan mengikutsertakan anak pada kegiatan-kegiatan
yang mendukung bakatnaya.
B.
Saran
Berikut
ini saran-saran yang dapat penulis sampaikan kepada para pembaca pada umumnya,
khususnya kepada calon guru diantaranya:
1.
Guru tidak melakukan
sistem pendididikan pola penyeragaman
karena ini kurang efektif dalam pengembangan bakat anak mengingat bakat yang
dimiliki setiap anak berbeda-beda.
2. Selalu
jalin hubungan antara guru dengan orang tua untuk memantau perkembangan bakat
anak.
DAFTAR PUSTAKA
Andi Sri Suriati Amal.2011.Mengembangkan
Bakat Anak. (online).
(http://inci73.multiply.com/journal/item/126/Mengembangkan_Bakat_Anak) (diakses tanggal 28 Desember 2011).
Arya, P.K. 2008. Rahasia Mengasah Talenta Anak. Jogjakarta: Think.
Gardner Howard.1983. Frames of mind. (online).
(http://desisafitri.wordpress.com/2009/09/16/karya-tulis-pengembangan-bakat-pada-anak/). (diakses tanggal 28 Desember 2011).
Idha Kusmawati.2009.Pengembangan
Bakat. (online).
Monty P. Santiadarma,Fidelis
E. Waruwu.1999.Mendidik Kecerdasan. (online).
Tim Redaksi Fokus media.2006.Sistem Pendidikan nasional 2006. Jakarta
: Fokusmedia.
(diakses tanggal 27 Desember 2011).
http://intuisiblog.com/2010/07/cara-mengetahui-potensi-diri-dan-bakat-terpendam-pada-balita/.
(diakses tanggal 27 Desember 2011).
http://kesehatan.kompas.com/read/2010/03/10/08065762/Cara.Mengenali.dan.Mengasah.Bakat.Anak. (diakses tanggal 27 Desember 2011).
http://www.ibudanbalita.com/diskusi/pertanyaan/15709/Kunci-untuk-Mengembangkan-Bakat-Anak.
(diakses tanggal
28 Desember 2011).
http://www.tnol.co.id/id/spiritual-psychology/3281-kembangkan-bakat-anak-sejak-dini.html. (diakses tanggal 28 Desember 2011).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar