Kategori

Senin, 14 Januari 2013

MAKALAH BAHASA INDONESIA


MAKALAH
PENGEMBANGAN BAKAT PADA ANAK
Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah  Bahasa Indonesia
Oleh Dosen Pembimbing: Dr. Sunarti, M.Pd.

 

      Disusun oleh:
Nama        :     Fitriah Arniasih
NPM         :     11144600095
Prodi         :     PGSD A3/2011



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2011



KATA PENGANTAR

      Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengembangan Bakat pada Anak” dalam rangka memenuhi tugas Bahasa Indonesia 1 tepat pada waktunya.
     Makalah ini membahas tentang bagaimana cara mengenali bakat anak, mengembangkan bakat anak dan menyalurkannya. Karena masih banyak fakta yang membuktikan bahwa orang tua kurang memperhatikan bakat si anak sehingga bakat tersebut tidak tersalurkan dengan baik.
     Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan dan nasihat dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1.      Dosen mata kuliah Bahasa Indonesia 1, Dr. Sunarti M.Pd, yang telah memberi ilmu dan pengetahuan dalam pembuatan makalah ini.
2.      Bapak dan Ibu yang telah memberikan doa sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
3.      Sahabat-sahabat yang membantu  dalam penyelesaian makalah ini.
     Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sebagai balasan atas amal baik dari semua pihak yang telah disebutkan di atas. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.



Yogyakarta, 27 Desember 2011


                                                                                       Fitriah Arniasih


DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A.  Latar Belakang....................................................................................... 1
B.  Rumusan Masalah.................................................................................. 2
C.  Tujuan.................................................................................................... 2
D.  Manfaat Penulisan................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 3
A.    Mengenali Bakat Anak.......................................................................... 3
B.     Mengembangkan Bakat Anak.............................................................. 6
C.     Menyalurkan Bakat Anak.................................................................... 16
BAB III PENUTUP.............................................................................................. 18
A.    Kesimpulan ......................................................................................... 18
B.     Saran.................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 19






BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
    Di dalam undang-undang Nomor  20 tahun 2003 tentang Dasar, Fungsi dan Tujuan Sistem Pendidikan Nasional, Bab II pasal 3 tertulis Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Kemudian pada bab V pasal 12 ayat 1 point b tertulis setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya.
      Sekarang ini pengembangan bakat anak kurang mendapatkan perhatian dan tempat  yang  berarti di dunia pendidikan kita. Padahal dalam rancangan kurikulum yang baru nanti, bakat merupakan salah satu faktor penting penentu keberhasilan seorang peserta didik. Karena itulah maka bakat seorang anak didik mestinya menjadi perhatian serius dari para pelaksana pendidikan untuk mengantarkan mereka ke gerbang keberhasilan.
      Banyak remaja maupun dewasa yang tidah tahu akan bakat, maupun minatnya. Bila mereka tahu akan bakat dan minatnya sejak dini mereka mampu menjadikan bakat tersebut sebagai kekuatan, maka Insya Allah dewasa nanti mereka bisa menjadi orang yang sukses. Adapun guru sebagai fasilitator pembelajaran yang bertanggung jawab terhadap perkembangan siswa sebaiknya dapat mengenali bakat apa yang dimiliki oleh siswanya. Selanjutnya guru berusaha mengembangkan bakat yang dimiliki oleh anak agar kebanyakan dilema yang terjadi di masyarakat tidak terjadi lagi. Oleh karena itu penulis merasa tertarik mengkaji bagaimana cara mengenali, mengembangkan dan menyalurkan bakat anak usia dini mengingat usia dini merupakan usia yang sangat penting.
B.       Rumusan Masalah
1.      Bagaimana cara mengenali bakat anak?
2.      Bagaimana cara mengembangkan bakat anak?
3.      Bagaimana cara menyalurkan bakat anak?
C.      Tujuan Penulisan
1.      Mengidentifikasi bakat pada anak.
2.      Menjelaskan cara mengembangkan bakat anak.
3.      Mengarahkan bakat anak agar tersalurkan.
D.      Manfaat Penulisan
Dengan diselesaikannya makalah ini diharapkan dapat memeberikan manfaat berupa pengetahuan tentang pentingnya pengembangan bakat pada anak.











BAB II
PEMBAHASAN

A.    Mengenali Bakat Anak
1.      Pengertian bakat
      Bakat adalah kemampuan terhadap sesuatu yang menunjukkan kemampuan di atas rata-rata yang telah ada pada diri kita secara alamiah dan perlu dilatih untuk mencapai hasil yang maksimal. Bakat bukanlah sifat tunggal, melainkan merupakan sekelompok sifat yang  secara bertingkat membentuk bakat. Bakat baru muncul bila ada kesempatan untuk berkembang atau dikembangkan. Sehingga mungkin saja seseorang tidak mengetahui dan mengembangkan bakatnya sehingga akan menjadi kemampuan yang latent.
      Beberapa pakar psikologi memberikan pengertian tentang anak berbakat:
a.       Tannenbaum, berpendapat bahwa keberbakatan dari empat klasifikasi yaitu kelangkaan, keunggulan (mengacu pada sensibilitas serta sensitivitas yang lebih tinggi), kuota (keterbatasan jumlah individu yang memiliki keterampilan) dan anomaly.
b.      Renzulli berpendapat bahwa seseorang bias dikatakan berbakat jika ia menunjukkan kemampuan di atas rata-rata, melakukan hal-hal yang kreatif dan memiliki tekad dalam melaksanakn tugasnya.
      Adapun menurut Leider dan Shapiro, bakat merupakan kecenderungan khusus yang ada sejak lahir. Mengekspresikan bakat adalah sesuatu yang kita lakukan secara alami, dengan mudah, dan tanpa pamrih. Sedangkan bakat dalam pengertian bahasa atau dalam pengertian yang umum kita pahami adalah kelebihan/keunggulan alamiah yang melekat pada diri kita dan menjadi pembeda antara kita dengan orang lain.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa bakat adalah kemampuan terhadap sesuatu yang menunjukkan kemampuan di


atas rata-rata yang telah ada pada diri kita secara alamiah dan perlu dilatih
untuk mencapai hasil yang maksimal.
2.      Cara mengenali bakat pada anak
      Untuk dapat mengenali bakat anak tidaklah mudah, sebagai orang tua haruslah paham akan perubahan-perubahan yang terjadi pada anak. Sekecil apapun perubahan yang timbul dari anak bisa saja merupakan tanda-tanda dari bakat anak.
     Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengenali bakat anak adalah sebagai berikut:
a.             Observasi perilaku sehari-hari
Orang tua dapat melihat kecenderungan perilaku anak untuk melihat bakat anaknya. Dengan begitu, orang tua dapat membimbing anak-anaknya pada bidang pendidikan maupun ekstra kurikuler yang diminati. Namun orang tua jangan memaksakan kehendak kepada sang anak. Karena anak akan merasa tidak senang dan tidak nyaman dalam melakukannya, sehingga hasil yang didapatkan tidak optimal.
b.            Tes bakat
Tes bakat bertujuan membantu memberikan gambaran mengenai kemampuan anak  di berbagai minatnya di bidang-bidang tertentu, untuk kemudian merencanakan dan membuat keputusan mengenai pilihan pendidikan. Melalui tes bakat akan diperoleh gambaran mengenai berbagai bidang kemampuan anak. Hasil tes bakat tidak mutlak dapat menentukan pendidikan yang akan dijalani anak. Guru, orang tua, atau pembimbing perlu mengenal bakat anak-anaknya sehingga dapat memberikan pendidikan dan menyediakan pengalaman sesuai dengan kebutuhan masing-masing anak.
Dari hasil penelitian para ilmuwan di bidang dermatoglyphics, diketahui bahwa setiap individu di dunia memiliki sidik jari yang berbeda-beda.
Karakter sidik jari manusia juga ternyata berhubungan erat dengan bagian fungsi otak.
1)      Melihat tingkah laku anak. Kegiatan apa yang sering dilakukannya? Anak lebih berminat pada hal-hal apa?
2)      Mengikuti perkembangan anak dengan cermat.
3)      Memberikan berbagai macam stimulus atau rangsangan kepada anak, misalnya dengan memberikan les atau permainan yang variatif.
4)      Melakukan tes psikologi (tes bakat) untuk melihat kelebihan dan kelemahan anak. Tes ini bisa dilakukan saat anak berusia 7 tahun atau saat masuk sekolah. Pada usia tersebut sudah terlihat bakat serta minat anak.
c.       Tes sidik jari
Salah satu cara untuk mengenali potensi dan bakat anak adalah melalui analisis sidik jari (finger print analysis). Dengan menganalisis pola sidik jari yang berhubungan dengan sistem hormon pertumbuhan pada sel otak, kini kita dapat mendeteksi potensi kecerdasan alamiah anak sehingga para orang tua dapat menentukan metode simulasi yang tepat dalam memaksimalkan perkembangan kecerdasan anak. Analisa sidik jari juga bisa digunakan untuk mengetahui minat, bakat, kecerdasa, bahkan gaya belajar, potensi bakat sampai analisa karakter anak.
Sedikit pengetahuan tentang tes sidik jari. Dari hasil penelitian para ilmuwan di bidang dermatoglyphics, diketahui bahwa setiap individu di dunia memiliki sidik jari yang berbeda-beda.




Karakter sidik jari manusia juga ternyata berhubungan erat dengan bagian fungsi otak.
1)      Ibu jari: memiliki jalinan ke otak depan dan motif garis ibu jari itu bisa menunjukkan karakter seseorang.
2)      Telunjuk: memiliki hubungan dengan otak depan yang posisinya lebih atas. Motif garis telunjuk tersebut dapat menunjukkan pemikiran logis dan kreativitas seseorang.
3)      Jari tengah: memiliki keterkaitan dengan otak bagian atas. Motif jari tengah itu dapat menunjukkan kontrol pergerakan minor dan mayor seseorang.
4)      Jari manis: memiliki jalinan dengan otak yang berada di belakang telinga. Motif jari manis itu kerap dikaitkan dengan kontrol pendengaran.
5)      Jari kelingking: memiliki hubungan dengan otak belakang. Motif jari kelingking itu dapat menunjukkan tingkat konsentrasi maupun penglihatan sesorang.
Jari-jari tangan sebelah kanan seseorang mewakili fungsi otak sebelah kiri. Otak kiri berfungsi untuk melihat perbedaan angka, urutan, tulisan, hitungan, dan logika.
Sedangkan jari-jari tangan sebelah kiri sesorang mewakili fungsi otak sebelah kanan. Otak kanan berfungsi untuk melihat persamaan, khayalan, kreativitas, bentuk ruang, emosi, musik, dan warna.
B.     Mengenbangkan Bakat Anak
1.      Macam-macam bakat
      Ada banyak sekali pendapat mengenai macam-macam bakat. Berdasarkan sumber yang penulis temukan di internet yaitu ada 34 bakat.

Bakat-bakat tersebut adalah:
Achiever
Memiliki stamina tinggi dan juga seorang pekerja keras. Mendapat kepuasan dari kesibukan dan produktivitas.
Activator
Mampu merealisasikan ide-ide atau gagasan menjadi suatu tindakan nyata. Cenderung tidak sabar.
Adaptibility
Cenderung bisa mengikuti arus, mampu menjadi orang masa kini maupun menyiapkan untuk masa mendatang.
Analytical
Cenderung mencari penjelasan dan sebab sesuatu terjadi. Punya kemampuan mencari tahu faktor-faktor yang mempengaruhi situasi.
Arranger
Terorganisasi, tetapi juga fleksibel. Senang berusaha memanfaatkan sumber-sumber yang ada agar menghasilkan produktivitas maksimal.
Belief
Memiliki nilai-nilai atau prinsip yang cenderung menetap, dalam mencapai tujuan hidupnya.
Command
Mampu mengontrol situasi dan membuat keputusan.
Communication
Mampu menyampaikan gagasan melalui kalimat yang mudah dipahami seorang lawan bicara dan presenter yang baik.
Competition
Selalu mengukur kemajuan dirinya dengan performa orang lain, berusaha menjadi nomor satu.
Connectedness
Memiliki keyakinan dalam hubungannya dengan segala hal, meyakini bahwa kebetulan hanya sebagian kecil, setiap kejadian ada penyebabnya.

Consistency
Berusaha adil, dengan cara membuat aturan yang jelas.
Context
Senang memahami kejadian masa kini melalui sejarah.
Deliberative
Sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan atau menentukan pilihan mengantisipasi kesalahan.
Developer
Mengenali potensi orang lain, memperhatikan perkembangan walaupun kecil, dan memperoleh kepuasan darinya.
Discipline
Menikmati bekerja dalam struktur dan rutinitas, bekerja dalam arahan/aturan.
Empathy
Mampu merasakan perasaan orang lain , membayangkan dirinya berada diposisi orang lain.
Focus
Bekerja dengan tujuan, melakukan tindakan selama masih dalam koridor tujuan, membuat prioritas lalu bertindak.
Futuristic
Terinspirasi oleh apa yang akan terjadi di masa mendatang, dan apa yang bisa dilakukan. Menginspirasi orang lain dengan visinya itu.
Harmony
Mencari konsensus, tidak menyukai konflik, mencari jalan tengah.
Ideation
Memiliki banyak ide, mampu menghubungkan fenomena yang berbeda.
Includer
Mudah menerima orang lain, menunjukkan kepedulian terhadap orang yang merasa diasingkan dan berusaha mengguyubkan.


Individualization
Tertarik dengan keunikan masing-masing orang, mampu melihat bagaimana orang yang berbeda-beda dapat bekerjasama secara produktif.
Input
Senang mengumpulkan dan mencari berbabai informasi.
Intellection
Memiliki daya intelektualitas yang tinggi, meminati diskusi-diskusi intelektual.
Learner
Memiliki keinginan besar untuk belajar dan terus melakukan perbaikan.
Maximizer
Cenderung fokus pada kekuatan untuk mendorong orang ataupun kelompok lebih maksimal, berusaha merubah sesuatu yang kua tmenjadi super.
Positivity
Antusias, mampu membuat orang lain tertarik dengan apa yang dilakukannya.
Relator
Menikmati hubungan dekat dengan orang lain, mendapat kepuasan mendalam dengan bekerja keras bersama teman dalam mencapai tujuan.
Responsibility
Merasa apa yang dikatakan adalah apa yang akan dikatakannya, komitmen pada nilai-nilai seperti kejujuran dan kesetiaan.
Restorative
Cakap dalam mencari tahu penyebab masalah dan berusaha menyelesaikannya.
Self-assurance
Percaya diri pada kemampuannya dalam mengatur hidupnya sendiri, yakin bahwa dirinya telah membuat keputusan yang tepat.


Significance
Ingin menjadi orang yang penting di mata orang lain, cenderung mandiri dan ingin dikenal.
Strategic
Membuat solusi alternatif atau antisipasi, dapat dengan cepat mengetahui hubungan dan isu-isu yang relevan.
Woo
Senang berhadapan dengan orang-orang, dan menjadi pusat perhatian. Memperoleh kepuasan dari memulai hubungan dengan orang lain.
      Ternyata ada banyak sekali macam bakat yang ada, namun setelah diteliti ternyata seluruh bakat tersebut bila disederhanakan kembali ada kaitannya dengan 7 kecerdasan. Hal ini di dukung oleh pendapat Gardner, masing-masing dari kita memiliki sebuah kombinasi dari 7 kecerdasan. Setiap orang mempunyai kekuatan relatif dari tiap kecerdasan di atas sedemikian rupa sehingga orang tersebut cenderung menentukan pilihan aktifitas apapun yang dia sukai tanpa keterpaksaan. Kita menyebutnya sebagai bakat.
Di dalam buka Frames of mind yang terbit tahun 1983, seorang psikolog bernama Howard Gardner menyimpulkan hasil risetnya yang mengatakan bahwa sedikitnya ada tujuh jenis kecerdasan (Howard Gardner, 1983:78):
a.      Kecerdasan linguistik, berkaitan dengan kemampuan bahasa dan penggunaannya. Orang-orang yang berbakat dalam bidang ini senang bermain-main dengan bahasa, gemar membaca dan menulis, tertarik dengan suara, arti dan narasi. Mereka seringkali mengeja dengan baik dan mudah mengingat tanggal, tempat dan nama.
b.      Kecerdasan musikal, berkaitan dengan musik, melodi, ritme dan nada. Orang-orang ini pintar membuat musik sendiri dan juga sensitif terhadap musik dan melodi. Sebagian bisa berkonsentrasi lebih baik jika musik diperdengarkan. Banyak dari mereka seringkali menyanyi atau bersenandung sendiri atau menciptakan lagu serta musik.
c.      Kecerdasan logis-matematis, berhubungan dengan pola, rumus-rumus, angka-angka dan logika. Orang-orang ini cenderung pintar dalam teka-teki, gambar, aritmatika dan memecahkan masalah matematika. Mereka seringkali menyukai komputer dan pemrograman.
d.     Kecerdasan spasial, berhubungan dengan bentuk, lokasi dan membayangkan hubungan di antaranya. Orang-orang ini biasanya menyukai perancangan dan bangunan, disamping itu pintar membaca peta, diagram dan bagan.
e.      Kecerdasan tubuh-kinestetik, berhubungan dengan pergerakan dan keterampilan olah tubuh. Orang-orang ini adalah para penari dan aktor, para pengrajin dan atlet. Mereka memiliki bakat mekanik tubuh dan pintar meniru mimik serta sulit untuk duduk diam.
f.       Kecerdasan interpersonal, berhubungan dengan kemampuan untuk bisa mengerti dan menghadapi perasaan orang lain. Orang-orang ini seringkali ahli berkomunikasi dan pintar mengorganisasi, serta sangat sosial. Mereka biasanya baik dalam memahami perasaan dan motif orang lain.
g.      Kecerdasan intrapersonal, berhubungan dengan mengerti diri sendiri. Orang-orang ini seringkali mandiri dan senang menekuni aktifitas sendirian. Mereka cenderung percaya diri dan punya pendapat, dan memilih pekerjaan di mana mereka bisa memiliki kendali terhadap cara mereka menghabiskan waktu.
2.      Ciri-ciri bakat
      Banyak yang mengeluh mengalami kesulitan ketika menentukan bakat mana yang harus dikembangkan atau bakat apa yang sesungguhnya dimilki oleh anak. Untuk mengembangkan bakat anak kita harus tahu terlebih dahulu ciri-ciri bakat yang dimiliki anak tersebut. Dengan mengetahui ciri-ciri bakat anak sebagai calon guru, kita akan lebih mudah untuk menilai bakat mana yang patut dikembangkan oleh anak.
Hal ini berfungsi untuk menghindari agar tidak terjadi salah paham terhadap bakat anak. Adapun ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
a.       Tidak merasa terpaksa untuk melakukan suatu hal bahkan lebih cenderung untuk senang melakukannya dan ada perasaan bahagia yang terpancar ketika melakukan, melihat atau bahkan hanya dengan mendengarnya saja.
b.      Anak mampu berkonsentrasi terhadap hal tersebut, dan cenderung tekun.
c.       Mempunyai rasa ingin tahu yang besar terhadap hal tersebut.
d.      Anak sudah mahir terhadap hal tersebut meski belum mendapatkan pelajaran khusus dari sekolah maupun dari rumah.
e.       Setelah diberi pelajaran khusus, anak tersebut dapat dengan mudah menguasainya atau mudah menangkap apa yang diajarkan padanya tentang hal tersebut.
3.      Cara mengembangkan bakat
      Banyak orang tua yang kurang memperhatikan bakat yang ada pada anak, padahal bakat merupakan modal yang sangat penting untuk anak ketika beranjak dewasa nanti.
Ahli psikologi Abraham Maslow menemukan bahwa yang terlahir dalam diri anak pada suatu saat akan timbul sebagai suatu kebutuhan, dan perlu mendapatkan perhatian serius. Karena itulah, bakat perlu perhatian serius dan jangan dianggap remeh. Bila bakat seorang anak diperhatikan dengan serius, akan sangat baik demi kemajuan masa depannya. Apalagi bila anak sudah dibimbing pengembangan bakat sejak kecil. Sebagai calon guru yang bertanggungjawab untuk perkembangan bakat anak didiknya harus bisa mengetahui hal apa saja yang perlu diperhatikan untuk mengembangkan bakat anak.
Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan bakat anak:
a.       Perhatian
Setiap individu adalah unik karena itu setiap bakat perlu memperoleh perhatian khusus. Sistem pendidikan yang menggunakan pola penyeragaman kurang baik untuk digunakan. Cermatilah barbagai kelebihan, keterampilan dan kemampuan yang tampak menonjol pada masing-masing anak.
b.       Motivasi
Bantu anak dalam meyakini dan fokus pada kelebihan dirinya agar anak lebih percaya diri. Tanamkan rasa optimis kepada mereka bahwa mereka bisa mencapainya.
c.       Dukungan
Dukungan sangat penting bagi anak, selalu memberi dukungan terhadap mereka dan yakinkan mereka untuk tekun, ulet dan latihan terus menerus. Selain itu dukunglah anak untuk mengatasi berbagai kesulitan dan hambatan dalam mengembangkan bakatnya.
d.      Pengetahuan
Perkaya anak dengan berbagai wawasan, pengetahuan serta pengalaman di bidang tersebut.
e.       Latihan
Latihan terus menerus sangat baik untuk perkembangan bakat anak agar bakat yang dimiliki semakin matang. Apalagi anak diikutsertakan dengan ekstra kurikuler atau memberi kegiatan yang lebih sesuai dengan bakatnya agar anak terus melatih bakatnya tersebut.
f.       Penghargaan
Berikan penghargaan dan pujian untuk setiap usaha yang dilakukan anak.
g.      Sarana
Sediakan fasilitas atau saran yang menunjang dengan bakat anak.



h.      Lingkungan
Lingkungan juga ikut mempengaruhi perkembangan bakat anak. Karena itu usahakan anak selalu dekat dengan lingkungan yang mendukung bakat anak.
i.        Kerjasama
Kerjasama antara orang tua, guru maupun anak sangat diperlukan mengingat waktu anak di sekolah hanya sedikit dan waktu luang anak di rumah lebih banyak.
j.        Teladan yang baik
Mengingat sikap anak yang selalu meniru, maka teladan yang baik sangat diperlukan. Misalnya kenalkan anak pada sosok Taufik Hidayat bila anak berbakat dalam bidang bulu tangkis, Utut Adianto bila anak berbakat dalam bidang catur, dsb.
4.      Peran orang tua dalam mengembangan bakat anak
      Di bawah ini cara orang tua untuk dapat membantu anak mengembangkan bakat anak antara lain:
a.       Berikan anak kesempatan.
 Setiap anak sesungguhnya memiliki bakat yang dibawa secara genetik ataupun minat yang ditimbulkan oleh faktor lingkungan. Sebagai orang tua ataupun pendidik hendaknya memberikan kesempatan kepada anak dan memberikan kepercayaan kepada anak bahwa ia mapu untuk melakukannya.
b.      Kreatifitas
Kreatifitas tidak serta merta bisa datang begitu saja. Untuk mengembangkannya dibutuhkan dukungan orang tua atau pendidik guna memfasilitasi karyanya tersebut.
c.       Arahan/petunjuk
Mengembangkan bakat yang baik dan positif tentunya dibutuhkan arahan dan petunjuk yang benar dari orang tua. Sehingga pengembangan bakatnya bisa lebih matang.

d.      Trust/kepercayaan
Berikan kepada anak kita kepercayaan bahwa ia pasti mampu melakukannya. Memberi kepercayaan sangatlah penting guna mengoptimalkan bakat dan kemampuanya.
e.       Rewad/penghargaan
Orang tua jangan pernah lupa untuk memberikan reward kepada si buah hati jika ia melakukan bakatnya dengan baik. Reward tidak hanya berupa hadiah yang berupa benda, kalimat pujian pun dapat memberikan nilai positif bagi anak.
f.       Relationship/hubungan
Hubungan yang dekat antara orang tua dengan anak dapat berpengaruh positif bagi anak dalam mengembangkan bakatnya.
Menurut Shapiro (Arya, 2008:34) peran orang tua dalam memotivasi bakat dan minat anak antara lain dapat dilakukan dengan cara:
a.       Mengajarkan anak untuk mengharapkan keberhasilan.
b.      Sesuaikan pendidikan anak dengan minat dan gaya belajarnya.
c.       Anak harus belajar bahwa diperlukan keuletan untuk mencapai keberhasilan.
d.      Anak harus belajar bertanggung jawab dan belajar menghadapi kegagalan.
Dari berbagai penelitian diperoleh hasil bahwa sikap orang tua yang memupuk potensi anak adalah:
a.       Menghargai pendapat anak dan mendorongnya untuk mengungkapkannya.
b.      Memberi kesempatan anak untuk mengambil keputusan sendiri.
c.       Mendorong anak untuk banyak bertanya.
d.      Meyakinkan anak bahwa orang tua menghargai apa yang ingin dicoba anak.
e.       Dilakukan dan dihasilkan.
f.       Menunjang dan mendorong kegiatan anak.
g.      Menikmati keberdayaannya bersama anak.
h.      Memberi pujian yang sungguh-sungguh kepada anak.
i.        Mendorong kemandirian anak dalam bekerja.
j.        Menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan anak.
      Sikap orang tua yang tidak menunjang pengembangan potensi anak, adalah:
a.       Mengatakan kepada anak bahwa ia dihukum jika berbuat salah.
b.      Tidak memperbolehkan anak marah kepada orang tua.
c.       Tidak boleh mempertanyakan keputusan orang tua.
d.      Tidak memperbolehkan anak bermain dengan anak lain yang mempunyai mempunyai pandangan dan nilai yang berbeda dari keluarga anak.
e.       Anak tidak boleh berisik.
f.       Orang tua ketat mengawasi kegiatan anak.
g.      Orang tua tidak memberi saran-saran yang spesifik tentang penyelesaian tugas.
h.      Orang tua kritis terhadap anak dan memperoleh gagasan anak.
i.        Orang tua tidak sabar dengan anak.
j.        Orang tua dengan anak adu kekuasaan.
k.      Orang tua menekan dan memaksa anak untuk menyelesaikan tugas.
C.    Menyalurkan bakat
      Ketahuilah bahwa sebenarnya, setiap anak terlahir di dunia ini memiliki bakat dan potensi yang jika diasah dan dikembangkan akan menghasilkan prestasi yang luar biasa. Untuk itu, orang tua hendaknya menyadari hal itu, kemudian menyalurkannya sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.
      Dinny H.A.Rully, psikolog yang banyak mengupas masalah anak mengatakan bahwa merupakan tugas orang tua untuk menyalurkan bakat dan potensi yang dimiliki anak ketika mereka mengetahuinya. Dengan demikian anak dan orang tua tidak akan kehilangan masa emas itu.
      Bakat dan potensi yang bisa disalurkan sangat beragam, misalnya anak yang suka membaca dan menulis sejak kecil, bisa diarahkan dengan memberinya berbagai bacaan menarik dan bermanfaat. Begitupun anak-anak yang punya bakat melukis, menyanyi, mewarnai, menari bisa diarahkan ke sanggar-sanggar atau les privat.
Beberapa tantangan yang dihadapi dalam mengarahkan bakat anak:
1.      Sulitnya menemukan/menentukan bakat mana yang harus dikembangkan atau bakat apa yang sesungguhnya dimilki oleh anak.
2.      Setiap individu adalah unik karena itu setiap bakat perlu memperoleh perhatian khusus.
3.      Perubahan sistem pendidikan. Perubahan yang terlalu sering dapat menghambat proses belajar dilain pihak perubahan yang terlalu lambat akan terlalu banyak menunda perkembangan bakat anak.
4.      Intervensi sosial (sekolah). Disiplin kelas dan prinsip egalitarian yaitu pemerataan terhadap semua siswa dengan harus mengikuti kegiatan yang sama namun tidak diminati anak.
5.      Ketidak seimbangan evaluasi. Pandangan umum yang memandang keberbakatan berdasarkan skor IQ. Padahal IQ tidak menggambarkan bakat musik atau bakat olahraga seseorang. Sekolah sering kali menggolongkan anak yang berprestasi sebagai anak yang memperoleh nilai pelajaran yang baik.
6.      Akibatnya sekolah kurang memberikan perhatian kepada anak yang memiliki bakat yang tidak terukur oleh standar IQ.


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A.   Kesimpulan
1.      Bakat adalah kemampuan terhadap sesuatu yang menunjukkan kemampuan di atas rata-rata yang telah ada pada diri kita secara alamiah dan perlu dilatih untuk mencapai hasil yang maksimal.
2.      Cara untuk mengenali bakat anak bisa dilakukan  dengan observasi perilaku sehari-hari, tes bakat dan tes sidik jari.
3.      Adapun bakat yang dimilki anak meliputi bakat lingistik, bakat musikal, bakat logis-matematis, bakat spasial, bakat kinestetik, bakat interpersonal, bakat intrapersonal.
4.      Ciri-ciri anak yang berbakat pada suatu hal adalah senang melakukan hal tersebut, dapat berkonsentrasi dalam melakukan hal tersebut, rasa ingin tahu yang tinggi dan memiliki kemampuan yang tinggi pada bidang itu.
5.      Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mengembangkan bakat anak yaitu perhatian, motivasi, dukungan, pengetahuan, latihan, penghargaan, sarana, lingkungan, kerjasama dan teladan yang baik.
6.      Peran orang tua dalam mengembangkan bakat anak adalah dengan memberi kesempatan, kreatifitas, arahkan, kepercayaan, reward dan relationship.
7.      Sedangkan cara untuk menyalurkan bakat anak adalah dengan mengikutsertakan anak pada kegiatan-kegiatan yang mendukung bakatnaya.
B.     Saran
Berikut ini saran-saran yang dapat penulis sampaikan kepada para pembaca pada umumnya, khususnya kepada calon guru diantaranya:
1.      Guru tidak melakukan sistem pendididikan  pola penyeragaman karena ini kurang efektif dalam pengembangan bakat anak mengingat bakat yang dimiliki setiap anak berbeda-beda.
2.      Selalu jalin hubungan antara guru dengan orang tua untuk memantau perkembangan bakat anak.

DAFTAR PUSTAKA

Andi Sri Suriati Amal.2011.Mengembangkan Bakat Anak. (online).

Arya, P.K. 2008. Rahasia Mengasah Talenta Anak. Jogjakarta: Think.

Gardner Howard.1983. Frames of mind. (online).

Idha Kusmawati.2009.Pengembangan Bakat. (online).
(http://forum.upi.edu/v3/index.php?topic=16244.0). (diakses tanggal 28 Desember 2011).

Monty P. Santiadarma,Fidelis E. Waruwu.1999.Mendidik Kecerdasan. (online).
(http://wrm-indonesia.org/content/view/1232/1/). (diakses tanggal 28 Desember 2011).

Tim Redaksi Fokus media.2006.Sistem Pendidikan nasional 2006. Jakarta :        Fokusmedia.

(diakses tanggal 27 Desember 2011).





Tidak ada komentar:

Posting Komentar